Beberapa jenis wawancara

1.EXPOSURE INTERVIEW

Adalah di mana seorang reporter mengajukan pertanyaan “keras” yang di tujukan kepada orang – orang yang bertanggung jawab atas sebuah persoalan besar. Dalam wawancara jenis ini seorang reporter harus memiliki persiapan data yang cukup dan akurat. Karena dengan pertanyaan “keras” sehubungan dengan adanya persoalan besar biasanya nara sumber akan menolak, mengelak, menghindari.

2. INFORMATIVE INTERVIEW
Wawancara jenis ini adalah di mana seorang reporter melakukan dengan para pakar, ahli ataupun komentator yang bergerak dalam suatu bidang, karena orang seperti inilah yang bisa memberi penjelasan. Saksi mata juga masuk dalam kategori wawancara seperti ini. Dalam wawancara jenis ini seorang reporter harus mengulang – ulang pertanyaan agar mendapat jawaban yang padat, jelas, ringkas dan akurat. Ini adalah jenis wawancara.yang bisa dimasukkan dalam sync.

3. REACTIVE INTERVIEW
Hasil wawancara ini juga bisa masuk dalam sync. Wawancara ini pada dasarnya berisi reaksi seseorang terhadap suatu persoalan.

4.EMOTIONAL INTERVIEW
Adalah jenis wawancara di mana seorang reporter mewawancarai teman, keluarga dari korban peristiwa.

5.DOOR STEP INTERVIEW
Wawancara ini di lakukan pada dasarnya karena sumber menolak di wawancarai sehingga reporter melakukan dengan sedikit memaksa. Wawancara ini di lakukan jika menyangkut kepentingan publik yang murni.

6. VOX POP INTERVIEW
Berasal dari bahasa latin yang berarti suara masyarakat. Vox pop adalah cara termudah dan cepat untuk mendapatkan informasi dari suatu persoalan, karena vox pop merupakan refleksi tanggapan masyarakat dari suatu  persoalan.Yang harus di ingat adalah vox pop bukanlah berita tapi lebih Merupakan corak / warna dari sebuah berita sehingga dalam vox pop yang di wawancarai  adalah emosi dan opini. Vox pop biasanya di edit berturut – turut dengan pertanyaan yang sama dan dengan eye line yang berbeda dengan nara sumber antara 2 sampai 3 orang. Dalam memilih nara sumber untuk vox pop harus di perhatikan :
- Beda usia
- Beda kelamin
- Beda tingkat sosial

YANG BOLEH DAN TIDAK BOLEH DILAKUKAN DALAM WAWANCARA
A. Harus di pahami bahwa prinsip wawancara baik untuk kebutuhan paket ataupun studio adalah sama.
B. Sebelum melakukan wawancara lakukan riset tentang apa yang akan di tanyakan agar reporter tidak di koreksi oleh nara sumber karena dianggap reporter tidak menguasai persoalan.
C. Kita harus mencatat inti pertanyaan tapi jangan terpaku karena dalam wawancara jawaban nara sumber bisa mendatangkan pertanyaan baru. Jika terpaku pertanyaan maka akan terjadi:
- kita kehilangan inti dari jawaban.
- Kita bisa membuat kesalahan yang sama / berulang – ulang.
D. Sebuah pertanyaan harus, pendek, focus, jelas dan ajukan satu persatu.
E. Jangan mengulang – ulang pertanyaan, kecuali jika kita tahu bahwa nara sumber sedang menutupi sesuatu. Dan jangan ragu untuk memotong pembicaraan nara sumber dengan keyakinan bahwa ada sesuatu  yang ditutupi oleh nara sumber kita.
F. Jangan lupa untuk “ menangkap “ eye line nara sumber.
G.Jangan sampai nara sumber melihat lensa secara langsung karena akan berkesan “ menguasai “ situasi.
H. Sebagai reporter harus menyadari bahwa posisi anda berada ditengah.
I. Tantang nara sumber anda dalam arti murni agar kita bisa mendapatkan semua data yang kita inginkan.
J. Kita jangan sombong dan agresif karena akan terlihat bahwa nara sumber anda adalah korban.
             
TIPS WAWANCARA
- Jangan ajukan pertanyaan yang mengandung jawaban ”ya“ atau “tidak“
- Kalau jawaban nara sumber tidak anda pahami jangan malu untuk
- Menanyakan ulang sampai anda mengerti, karena jika anda sebagai reporter tidak mengerti bagaimana dengan audience ?.                              
- Jika nara sumber membuat kesalahan maka beri kesempatan untuk memperjelas apa yang dimaksud.

Percaya diri muncul karena :
  • Pengetahuan : Hal ini di dapat dari keingin tahuan seseorang.
  • Pengalaman  : Adanya kesempatan. Keberuntungan / ketepatan meletakkan orang yang pas pada posisi yang pas.

SITUASI REPORTASE DENGAN JASA TRANSLETTER
1. Jika Reporter mengetahui bahasa daerah dari nara sumber, maka shooting di lakukan seperti biasa hanya saja pada proses editing suara nara sumber kita dubbing dengan bahasa Indonesia atau gunakan text.
2. Jika Reporter tidak tahu bahasa yang digunakan nara sumber maka kita gunakan jasa transletter dengan posisi wawancara tepat di sebelah kamera dan kamerawan merekam apa pertanyaan & jawaban yang telah di terjemahkan, proses selanjutnya hasil wawancara tersebut di dubbing atau di gunakan text.

0 komentar

Write Down Your Responses